KabarBiak.com
Gagal Bawa Tim Jabar ke Semifinal Piala Soeratin U17, Tetap Berprestasi dengan 4 Gol dan 3 Assist
Dari Pulau Biak, seorang remaja 17 tahun, Antonius Rafelino Sambaleka, mencuri perhatian dalam ajang Piala Soeratin Cup U17. Meski tim yang dibelanya, PSB Bogor Jawa Barat, gagal melangkah ke semifinal setelah kekalahan tipis 1-0 dari Persedikab Kabupaten Kediri, perjalanan Anton dalam turnamen ini tetap meninggalkan jejak yang tak terlupakan
Antonius Rafelino Sambaleka, pria 17 tahun asal Pulau Biak, harus menelan kekecewaan setelah Tim Jawa Barat (Jabar) gagal melaju ke semifinal Piala Soeratin Cup U17. PSB Bogor yang dibelanya harus kalah tipis 1-0 dari Persedikab Kabupaten Kediri Jawa Timur di perempat final, Selasa (17/12), di Solo, meski Anton mencatatkan performa cemerlang sepanjang turnamen.
Pada pertandingan tersebut, Anton tidak bermain akibat sanksi kartu merah yang didapatnya dalam pertandingan sebelumnya melawan DKI Jakarta. Dalam laga yang menentukan tiket ke 8 besar itu, Anton berhasil mencetak gol pembuka bagi PSB Bogor, yang akhirnya menang lewat adu penalti setelah DKI Jakarta menyamakan kedudukan.
Anton, meski tidak tampil di semifinal, tetap menjadi bintang dalam perjalanan PSB Bogor di Piala Soeratin U17. Selama turnamen, ia berhasil mencetak 4 gol dan memberikan 3 assist, mencatatkan performa terbaik yang membuatnya mendapat perhatian dari berbagai pihak.
Lewat telepon, Anton berbagi cerita tentang perjalanannya di turnamen dan harapannya ke depan. “Meski gagal membawa tim saya melajut ke babak semifinal, tapi saya merasa bangga dan bahagia bisa dipanggil untuk bermain di Tim Jabar. Ini adalah langkah awal menuju impian saya bermain di Liga 1. Saya yakin, pada usia 18 tahun, saya sudah siap untuk itu,” ujarnya saat dengan penuh semangat, Rabu (18/12).
Menurut Anton, kunci kesuksesannya adalah fokus pada cita-cita dan tidak teralihkan oleh hal-hal lain. “Saya ingin bermain di klub profesional dan menentukan karir saya di dunia sepak bola,” tambahnya.
Anton juga mengungkapkan rasa terima kasih kepada orang tua, orang tua angkatnya di Biak Leonard Randongkir, pelatih di Biak yang telah mendukungnya lewat doa dari kejauhan, dan pelatih di Cirebon yang membinanya sejak dua tahun terakhir. “Saya sudah hampir dua tahun merantau jauh untuk mengejar impian ini, dan saya merasa terjamin dalam perjalanan ini,” ujar Anton.
Selama turnamen, Anton mengaku mendapatkan panggilan untuk mengikuti seleksi Pop Provinsi Bekasi. “Banyak tim yang sudah mulai melirik saya, tapi saya ingin memastikan pilihan yang terbaik agar menit bermain saya tetap terjaga,” ungkapnya.
Dengan segala prestasi dan pencapaian yang diraihnya, Anton merasa bahwa bermain di luar Papua adalah langkah yang tepat untuk meniti karir pesepabola professional-nya. Disebabkan banyaknya event sepakbola, dan juga sarana dan prasarana yang cukup memadai. DItambah pola Pendidikan yang berbasis asrama membuatnya nyaman dan fokus.
“Bagi saya, bermain dengan tim di Jawa itu sangat membantu, tapi saya juga ingin memastikan saya matang secara emosi dan karir di sini. Sampai pada akhirnya jika Tuhan menghendaki saya berkeinginan untuk kembali ke Biak setelah semuanya lebih mapan, dan matang secara emosi dan rutin berlatih, terlebih jika dapat kesempatan membela tim PSBS Biak, atau Barito Putera di Liga 1, atau tim lainnya,” tambah Anton.
Selain sepak bola, Anton mengaku tetap mendapatkan pendidikan formal. Ia belajar di sekolah asrama, di mana guru-guru datang mengajar secara langsung. Anton tetap optimis dengan masa depannya dan berharap bisa terus berkembang sebagai pemain professional, untuk dapat terus mengharumkan nama orang tua, pulau Kelahirannya di Pulau Biak-Papua, dan juga nama Indonesia di kancah internasional nanti.
Redaksi : El