Aksi Jalan santai pungut sampah di sepanjang jalan, di sebagian kota Biak, Rabu (8/1).
Cerita di Balik Aksi Jalan Santai Angkat Sampah
Udara pagi Biak menyapa dengan lembut saat saya melangkah bersama ratusan siswa-siswi SMKS YPK 1 Pariwisata, para guru, dan sejumlah tamu kehormatan. Hari itu, bukan sekadar langkah santai yang kami ambil, melainkan langkah penuh makna untuk lingkungan. Aksi Jalan Santai Angkat Sampah dimulai dengan antusiasme yang cukup terasa hangat.
Dari lingkungan sekolah, kami bergerak menyusuri Jalan Teuku Umar, Jalan Jenderal Sudirman, Jalan Imam Bonjol, hingga Selat Karimata dan sebagian Jalan Diponegoro. Dengan kantong plastik di tangan, saya ikut memungut sampah bersama peserta lainnya. Rasa heran dan prihatin menyelimuti hati saat melihat betapa banyaknya sampah plastik, botol bekas minuman, dan kertas yang berserakan di sepanjang jalan.
Tak perlu waktu lama, karung demi karung mulai terisi. Dalam perjalanan ini, saya menyaksikan senyum semangat dari wajah para siswa. Mereka menyapa warga sekitar yang memandang penuh rasa ingin tahu. Beberapa warga bahkan memberikan apresiasi atas aksi ini, sambil berharap Biak akan semakin bersih.
GM Garuda Indonesia Cabang Biak, Syaiful, yang turut serta dalam aksi ini, berkata kepada saya, “Masih banyak sampah plastik dan botol bekas minuman di kota ini. Kegiatan ini sangat inspiratif. Melalui inisiatif ini, saya yakin semangat kepedulian terhadap lingkungan bisa tumbuh, demi mewujudkan Kota Biak nan indah.” Kata-katanya terasa seperti pengingat, bahwa langkah kecil ini memiliki dampak besar.

Kepala SMKS YPK 1 Pariwisata, Riana Puspita Sarie, S.Pd.Gr., M.Pd., M.Si. Ia dengan bangga berkata, “Kami ingin menanamkan rasa cinta lingkungan sejak dini kepada siswa-siswi. Ini bukan sekadar kegiatan bersih-bersih, tetapi juga bentuk edukasi untuk mengingatkan bahwa kebersihan lingkungan adalah tanggung jawab kita semua.”
Tak terasa, kami tiba kembali di sekolah setelah menyisir hampir seluruh rute yang direncanakan. Sebanyak 35 karung sampah berhasil kami kumpulkan. Melihat tumpukan sampah itu, perasaan campur aduk menghampiri. Bangga karena kami telah berkontribusi, tapi juga sedih membayangkan betapa banyaknya sampah yang terabaikan.
Kegiatan pagi itu ditutup dengan Senam Sehat Indonesia Kuat. Para peserta bergerak penuh semangat mengikuti arahan instruktur. Suasana terasa penuh energi positif, seolah memberi tahu kami bahwa masih ada harapan untuk lingkungan yang lebih baik.
Salah satu siswi, Ruth Latuheru, kelas X OTKP, berbagi pengalamannya. “Saya senang bisa ikut kegiatan ini. Rasanya bangga karena kami sebagai siswa bisa berkontribusi untuk lingkungan. Semoga kegiatan ini bisa terus diadakan agar Biak semakin bersih dan asri,” ujarnya sambil tersenyum.
Hari itu, saya tak hanya memungut sampah, tapi juga memungut pelajaran. Bahwa kepedulian terhadap lingkungan bukanlah tugas segelintir orang, melainkan tanggung jawab bersama. Langkah kecil ini mungkin terlihat sederhana, tetapi saya percaya, seperti halnya 35 karung sampah yang terkumpul, langkah-langkah kecil lainnya bisa mengubah dunia.
Redaksi: El